Rabu, 18 September 2013

Rindu, Senja dan Kamu

Posted by Ryan 06.01


Senja ini, kembali kulabuhkan rinduku pada bayanganmu. Kutambatkan seluruh anganku bersama dengan kembalinya mentari ke peraduan.

Aku kembali menyusuri jejak senyummu yang tertinggal siang itu, senyum terakhir yang kau berikan padaku sesaat setelah aku memberikan sebuah pena untuk kau tuliskan namamu disehelai baju.

Saat itu adalah masa dimana semuanya berhenti bekerja sebagaimana mestinya, aku dengan kaku menawarkan pena itu dan kau dengan senyum indahmu menerimanya dengan penuh suka. Ahh.. tak dapat lagi ku bohongi bahwa kaulah lakon utama dari segala peristiwa yang pernah dipentaskan cinta, alasan mengapa para pujangga tak bisa menuliskannya dalam manuskrip – manuskrip terbaik yang pernah ada.

Tahukah kau bahwa penggalan takdir di lorong itu menjadi kepingan kecil yang selalu ku genggam kemanapun ku rebahkan ragaku ?.

Kini, setelah ribuan hari yang telah terlewati semenjak senyum terakhir mu itu, aku masih mampu menceritakan dengan baik lengkung senyum bibirmu, ayun indah tanganmu saat meraih pena itu, tak sepenggal pun ku lupa.

Aku masih tetap menyesali mengapa saat itu aku tak berkata sepatah bahasa pun padamu, meskipun itu hanya terima kasih. Entah mengapa saat itu semuanya menjadi serba rumit untuk dimengerti persis seperti hujan di bulan juli. 

Seandainya rindu bisa dibahasakan dengan sangat sederhana, mungkin aku tak ‘kan tertatih menggendong bejana rindu ini kemanapun ku pergi. 

Dan disini, saat ini sebelum kemerahan senja memudar dan menghitam, ijinkan ku sampaikan padamu sebuah kebohongan yang paling dicari oleh manusia yaitu kerinduan.

Aku sungguh merindu padamu, Kaulah mula dan muara serta sebab dari segala cinta yang ada.
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube