Senin, 14 Juli 2014

WELTMEISTER

Posted by Ryan 01.23


"Football is a simple game. Twenty-two men chase a ball for 90 minutes and at the end, the Germans always win."

-          - Gary Lineker -.


Itu adalah quote yg sangat terkenal tentang sepakbola Jerman dari Gary Lineker. Jika menilik pada hasil partai final piala dunia 2014 di Rio De Janeiro semalam kalimat tersebut tidak sepenuhnya benar, karna Jerman memenangkan pertandingan pada 120 menit. Namun hasilnya tetap sama, Jerman yg keluar sebagai pemenang. 

Sepakbola Jerman dalam beberapa tahun terakhir memang mengalami peningkatan yang sangat pesat dari segi kualitas. Liga mereka mungkin belum se-menarik BPL ataupun La Liga, namun Liga mereka adalah Liga ‘paling ramah’ terhadap bakat lokal.

Setelah gagal total pada Euro 2000 (Jerman gugur di fase grup), sepakbola jerman berbenah. DFB (PSSI-nya Jerman) memerintahkan untuk mengembangkan akademi sepakbola di seluruh penjuru jerman. Meningkatkan mutu dan kualitas kurikulum dalam akademi tersebut. Sejak saat itu banyak bakat – bakat muda jerman yg bermunculan. Kualitas merekas sebagai pemain sepakbola jauh melampaui usia mereka saat itu.

Nama yang kita kenal sekarang macam Thomas Mueller, Toni Kroos, Mesut Ozil, Marco Reus hingga Mario ‘golden goal’ Goetze adalah hasil dari peraturan tersebut. Harus diakui bahwa Jerman berhasil mengembangkan bakat – bakat muda mereka, yang kini menjadi tulang punggung skuad Die Mannschaft. Mereka memiliki kedalaman skuad yang cukup baik diantara seluruh kontestan WC 2014 Brazil. Di saat pelatih lawan mulai kebingungan dalam memilih pemain yang akan di masukkan untuk mengganti starting XI, Joachim Loew tinggal menoleh ke bench pemain dan memerintahkan anak asuhnya untuk suit untuk menentukan siapa yg akan masuk. Karena memang kualitas antara pemain utama dan cadangan tidak jauh berbeda.

 Jerman memang harus menunggu 24 tahun sejak Lothar Matthaus terakhir kali mengangkat piala dunia pada gelaran WC 1990 di Italia, namun tanda – tanda mereka akan segera juara sudah terlihat sejak 12 tahun lalu, 2 tahun sesudah mereka gagal total di Euro 2000. Pada WC Korea – Jepang 2002 mereka berhasil masuk ke partai final, namun memang mereka kalah dari Brazil yang memiliki trio maut Ronaldo – Rivaldo – Ronaldinho. Empat tahun berselang Jerman menjadi tuan rumah WC namun lagi – lagi mereka kurang beruntung karna kalah di Semi-Final dari Italia yang akhirnya keluar menjadi juara. Pada Piala Dunia yg untuk pertama kalinya digelar di benua Afrika Jerman kembali kurang beruntung karna kembali kalah di Semi-Final dari Spanyol yg keluar sebagai Juara.

Namun pada gelaran Piala Dunia di Brazil, bakat – bakat muda Jerman seolah menemukan arena bermainnya sendiri. Skuad Die Mannschaft  tampil luar biasa sejak awal, mereka bukan lagi mesin diesel yang lambat panas. Mesin – mesin muda hasil dari pengembangan akademi sepakbola lokal membuat skuad asuhan Joachim Loew tampil trengginas sejak awal turnamen digelar, hingga akhirnya mereka menahbiskan diri menjadi negara eropa pertama yang juara di tanah Amerika.

Apa yang ditunjukkan oleh Jerman (dan DFB) seharusnya menjadi contoh oleh seluruh negara yang memiliki Timnas Sepakbola termasuk Indonesia. Untuk sebuah kemenangan membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang panjang. Mengutamakan pengembangan bibit lokal, menciptakan iklim sepakbola yg menguntungkan bagi generasi muda, membangun skuad sepakbola sebagai tim, bukan dari skill individu 1-2 bintang.

Saya rasa Jerman akan cukup lama menikmati hasil dari kerja keras mereka mengembangkan para pemain mudanya. Sekedar informasi, Mario 'Golden Goal' Goetze baru berumur 22 tahun.
 
Seperti yang diucapkan oleh Gary Lineker 

“Football is a simple game. Twenty-two men chase a ball for 90 minutes and at the end, the Germans always win.”

Selamat Jerman, untuk bintang ke-empat di Jersey-nya
Viva La Deutsch.....



nb : PSSI saya sarankan untuk meminjam buku kurikulum pengembangan akademi sepakbola jerman lalu di copy yang banyak dan dibagikan keseluruh sekolah sepakbola yang ada diseluruh negeri

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube