"Some people believe football is a matter of life and death, i'm very dissapointed with that attitude. I can assure you it is much, much more important than that." - Bill Shankly -
Sepakbola adalah olahraga yang bisa dibilang paling populer
di muka bumi, tak ada hitungan pasti berapa persisnya jumlah penggemar olahraga
ini. Namun anda bisa mengira – ngira jumlahnya dari antusiasnya orang – orang tiap
kali olahraga ini dipentaskan, entah di stadion megah nan mewah atau di
lapangan tanpa rumput yang berdebu dan berbatu, penontonnya tak pernah sepi.
Tak ada catatan jelas yang mampu mendeskripsikan kapan
pertama kalinya olahraga ini dimainkan ataupun siapa yang pertama kali
memainkannya. Ada yang mencatat olahraga ini terilhami dari kegiatan bangsa
tiongkok entah dari dinasti apa pada ribuan tahun yang lalu. Entahlah, saya
sendiri enggan untuk mencari lebih jauh tentang cikal bakal olahraga ini.
Tapi para penganut ajaran olahraga ini percaya bahwa
olahraga ini terlalu sempurna jika berasal dari hasil buah pikir manusia,
muskil rasanya manusia fana yang menciptakan olahraga ini. Saya berada dalam barisan yang percaya teori
tersebut.
Buat saya sepakbola adalah oase, penyegar dan penyemangat.
Saya lupa pertandingan apa yang pertama kali saya tonton, namun kini olahraga
ini sudah mendarah daging dalam hidup saya. Saya akan melakukan apa saja hanya
untuk menyaksikan sepakbola, terlebih jika klub kesayangan saya yang
bertanding. Saya pernah berjalan cukup jauh dari rumah menuju ke sebuah pos
satpam suatu kantor pada dini hari hanya untuk menonton pertandingan babak 16
besar Liga Champions Eropa antara AC Milan vs Arsenal karena listrik di rumah
saya padam, meskipun AC Milan klub idola
saya pada akhirnya kalah tak pernah ada penyesalan dalam diri saya melakukan
hal tersebut.
Saya juga sering
melanggar anjuran Bang Haji Rhoma Irama untuk tidak begadang, maaf Bang Haji
saya akan dengan hati senang mengikuti
anjuran anda untuk tidak Judi, tidak Miras dan selalu Lari Pagi tapi jangan minta
saya untuk tidak begadang menonton bola karena itu sungguh Ter.. La... Lu.
AC Milan dan Liverpool adalah klub idola saya. Terlalu
banyak ? Labil ? Tak berpendirian ? biarlah, toh tak ada aturan berapa banyak
klub yang boleh didukung oleh seseorang.
Saya jatuh cinta pada AC Milan pada akhir 90-an, saat itu
Liga Italia adalah liga terbaik di dunia. AC Milan adalah klub Italia dengan
koleksi piala cukup banyak, saya masih belum akil baligh ketika memutuskan
menjadi Milanisti, jangan tanya kenapa saya bisa jatuh cinta dengan klub kota
mode itu, karena semua terjadi begitu saja, tanpa alasan dan tanpa syarat. Love
at the first sight ? mungkin tapi saya juga tak ingat kapan pertama kali saya
menonton pertandingan mereka, ahh.. sudahlah jangan banyak bertanya, yang pasti
cinta saya pada AC Milan tanpa alasan dan terjadi begitu saja, dulu, saat ini hingga
esok nanti.
Bagaimana dengan Liverpool ? oke saya punya cerita sedikit
asal mula kenapa saya menjadi fan Liverpool, semua berawal dari satu nama
Michael Owen. Saat itu piala dunia 98 sedang berlangsung di prancis, pada babak
perdelapan final dan Inggris negara asal Owen bertanding melawan Argentina,
dalam pertandingan tersebut adalah banya kejadian yang menjadi highlight,
pertengkaran tolol antara Diego Simeone vs David Beckham, penalti penuh
kontroversi dan yang paling menjadi atensi saya adalah gol anak muda bernama
Michael Owen yang melakukan solo run melewati Jose Chamot dan Roberto Ayala
sebelum akhirnya mencetak gol ke gawang Carlos Roa. Owen seolah ingin membalas
luka yang ditorehkan oleh Maradona pada negaranya saat piala dunia berlangsung
di Mexiko tahun 86. Anda bisa melihat seluruh kejadian yang saya sebutkan tadi
di You Tube jika kuota internet anda menyanggupinya. Setelah saya tahu Owen
adalah bagian dari Anfield Gank, saat itu juga saya memutuskan untuk berada
dalam barisan penganut ajaran Merseyside Merah sampai hari ini.
Hingga kini saya masih sangat rutin menyaksikan sepakbola,
entah itu awal pekan, tengah pekan terlebih lagi akhir pekan. Saya selalu
berusaha untuk menyaksikan pertandingan sepakbola. Rasanya saya akan sakaw jika
tidak menyaksikan pertandingan sepakbola dalam waktu yang cukup lama. Ada rasa
ketergantungan yang tinggi terhadap sepakbola dalam diri saya, saya yakin tidak
ada satu pun panti rehabilitasi yang mampu mengatasi kecanduan saya terhadap
sepakbola sekalipun ada saya tidak akan pernah datang kesana, tidak akan.
Karena saya sangat cinta sepakbola,
meskipun ia tak selalu menjanjikan kebahagiaan (baca : kemenangan) tiap kali
pertandingan, tapi percayalah saya akan selalu kembali kesana, mendukung tim –
tim idola saya bertanding meskipun pada pertandingan sebelumnya mereka
mengecewakan saya dengan bermain buruk dan kalah. Saya tak akan pernah
berpaling ke lain hati.
Karena sesungguhnya cinta adalah
saat romansa, rasa sayang dan semangatmu padanya telah hilang namun kau tetap
perduli padanya.








