Barisan huruf itu kini kembali memenuhi cawan hati yg
kosong.
Mendetakkan cerita tentang betapa indahnya pelangi yang kau
buat saat kau tersenyum. Menidurkan mentari dalam kisah yang tak tertuliskan
bahkan oleh pena bermatakan hati.
Aku kembali terbawa romansa yang ringkih untuk ditarik
kembali, namun terlalu indah untuk melepaskannya pergi bersama serpihan pagi.
Aku hanya bisa meletakkan cawan itu diatas meja perjamuan
yang entah sampai kapan kau acuhkan.
Namun aku yakin, dengan perlahan kau akan meminum cawan itu
dengan penuh kesadaran.
Cawan yg penuh dengan rindu, yang teruntuk hanya padamu.








0 komentar:
Posting Komentar