Selasa, 22 November 2016

Empat gol tercipta & harus dibagi sama rata oleh kedua tim yg bertanding pada laga yg dipimpin oleh wasit asal Taipei. Laga yg berlangsung cukup menarik tersebut harus berakhir tanpa pemenang karena tak ada yg mencetak lebih banyak dari yg lain. Indonesia sempat unggul dua kali melalui sundulan bek tengah Fachrudin pada babak pertama memanfaatkan umpan dari tendangan bebas nyong Lilipaly & juga melalui kaka Boaz yg mengambil keuntungan dari bola liar di dalam kotak penalti Rolland Muller. Namun keunggulan yg sudah diraih harus sirna karena The Azkals berhasil menyamakan kedudukan.

Indonesia, pada pertandingan yg berlangsung di kota Bocaue tersebut justru menurut saya bermain tidak lebih baik jika dibandingkan saat menghadapi Thailand pada matchday pertama. Pada pertandingan pertama dua flank indonesia sangat kreatif menusuk sisi sayap dari Thailand. Andik & Rizky Pora terlihat begitu gagah melewati pemain-pemain sayap Thailand dengan kecepatan yg mereka miliki. Walaupun pada pertandingan tersebut indonesia mempertontonkan rapuhnya lapangan tengah mereka. Pada pertandingan tersebut sangat sering para pemain menyerang Thailand langsung berhadapan dengan 2 bek tengah indonesia yg diisi oleh Rudolf Yanto Basna & Fachrudin Arianto. Baik pada saat serangan yg dibangun dari bawah apalagi pada saat serangan balik. 

Dan Filipina seolah mempelajari betul kelemahan indonesia yg bermain tanpa gelandang (bertipe) bertahan. Dari pola 4-4-1-1 yg dipilih oleh Riedl pada 2 pertandingan babak grup, 4 gelandang yg dimasukkan tak ada yg bertipikal bertahan dan atau mendapat tugas untuk bertahan menjadi tameng sebelum bola langsung berjumpa dengan bek tengah kita, semuanya bertipikal attacking midfielder. Perubahan pada match kedua hanya terjadi pada masuknya Evan Dimas sebagai starting menggantikan Bayu Pradana yg bermain sejak peluit mula pada match pertama. Kesalahan indonesia pada pertandingan pertama berhasil di eksploitasi dengan sangat baik oleh para attacking player dari anak asuh Dooley ini. Di komandoi oleh Suami Muda, The Azkals bukan sekali dua kali mengobrak-abrik jantung pertahanan indonesia. Bersama dengan Ott bersaudara serta Schrock, Younghusband nampak sangat nyaman melakukan operan-operan di hadapan gelandang indonesia tanpa gangguan yang berarti. 

Evan Dimas juga terlihat nanggung pada pertandingan malam itu. Evan yg pada saat di Timnas U-19 & di klub di bantu oleh gelandang jangkar macam Zulfiandi & Hargianto terlihat gelagapan dalam membangun serangan dari sisi dalam. Kreatifitas arek suroboyo tersebut seolah mandek ketika mendekati sisi lapangan lawan. Buruknya lini tengah indonesia malam itu terlihat dari banyaknya peluang bebas yg terjadi di depan kotak enam belas Kurnia Meiga, beruntung beberapa kali kiper Arema Cronus tersebut mampu mematahkannya. 

Lini tengah yg dengan mudahnya dibombardir oleh filipina tidak dilawan dengan rasionalitas dalam bertahan, pemain indonesia terlihat tidak sadar bahwa pertandingan tersebut adalah level Regional Asean, bukan liga domestik. Mudah terpancing emosi & sikap cengeng & merengek agar alir bola dihentikan sejenak pada saat dilanggar atau kawan yg terkapar kepada wasit & pemain lawan masih saja terjadi, puncak kekonyolan tersebut adalah saat Evan terkapar akibat salah menendang bola, Zulham Zamrun yg masuk menggantikan Andik terlihat meminta Suami Muda untuk menghentikan pertandingan sejenak, namun karna Suami Muda terus men-dribble bola pemain Persib Bandung tersebut harus melanggar Younghusband tepat hanya beberapa meter di depan kotak 16 kiper Indonesia & sialnya Yanto Basna, entah apa yg ada dalam pikirannya menendang bola yg dibawa oleh Younghusband tepat ke kepala pemain yg sempat belajar di akademi Chelsea tersebut padahal ia sudah terkapar & wasit telah meniup peluit tanda pelanggaran. Hukuman dari sikap tersebut tadi sudah kita tahu semua, sebuah gol yg sangat cantik (seperti pacar org, oke... maaf, ini curcol) yg dilesakkan oleh Sang Suami Muda. 

Malam itu, Indonesia beruntung masih bisa meraih 1 poin. 1 poin yg memberikan sedikit napas utk bisa tetap bertahan lebih lama di AFF 2016 jika pada pertandingan terakhir bisa menang dari Singapura & Filipina paling tidak seri dengan anak asuh Kiatisuk Senamuang.

Dan yg menarik ditunggu pada pertandingan terakhir tersebut adalah apakah Alfred Riedl masih anti terhadap gelandang bertahan ?. AYO INDONESIA..... MENANG ATAU PULANG!!!!!!!!

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube