Empat gol tercipta & harus dibagi sama rata oleh kedua
tim yg bertanding pada laga yg dipimpin oleh wasit asal Taipei. Laga yg
berlangsung cukup menarik tersebut harus berakhir tanpa pemenang karena tak ada
yg mencetak lebih banyak dari yg lain. Indonesia sempat unggul dua kali melalui
sundulan bek tengah Fachrudin pada babak pertama memanfaatkan umpan dari
tendangan bebas nyong Lilipaly & juga melalui kaka Boaz yg mengambil
keuntungan dari bola liar di dalam kotak penalti Rolland Muller. Namun keunggulan yg
sudah diraih harus sirna karena The Azkals berhasil menyamakan kedudukan.
Indonesia, pada pertandingan yg berlangsung di kota Bocaue tersebut
justru menurut saya bermain tidak lebih baik jika dibandingkan saat menghadapi
Thailand pada matchday pertama. Pada pertandingan pertama dua flank indonesia
sangat kreatif menusuk sisi sayap dari Thailand. Andik & Rizky Pora
terlihat begitu gagah melewati pemain-pemain sayap Thailand dengan kecepatan yg
mereka miliki. Walaupun pada pertandingan tersebut indonesia mempertontonkan
rapuhnya lapangan tengah mereka. Pada pertandingan tersebut sangat sering para
pemain menyerang Thailand langsung berhadapan dengan 2 bek tengah indonesia yg
diisi oleh Rudolf Yanto Basna & Fachrudin Arianto. Baik pada saat serangan
yg dibangun dari bawah apalagi pada saat serangan balik.
Dan Filipina seolah mempelajari betul kelemahan indonesia yg
bermain tanpa gelandang (bertipe) bertahan. Dari pola 4-4-1-1 yg dipilih oleh
Riedl pada 2 pertandingan babak grup, 4 gelandang yg dimasukkan tak ada yg
bertipikal bertahan dan atau mendapat tugas untuk bertahan menjadi tameng
sebelum bola langsung berjumpa dengan bek tengah kita, semuanya bertipikal
attacking midfielder. Perubahan pada match kedua hanya terjadi pada masuknya
Evan Dimas sebagai starting menggantikan Bayu Pradana yg bermain sejak peluit
mula pada match pertama. Kesalahan indonesia pada pertandingan pertama berhasil
di eksploitasi dengan sangat baik oleh para attacking player dari anak asuh
Dooley ini. Di komandoi oleh Suami Muda, The Azkals bukan sekali dua kali mengobrak-abrik
jantung pertahanan indonesia. Bersama dengan Ott bersaudara serta Schrock, Younghusband
nampak sangat nyaman melakukan operan-operan di hadapan gelandang indonesia
tanpa gangguan yang berarti.
Evan Dimas juga terlihat nanggung pada pertandingan malam itu.
Evan yg pada saat di Timnas U-19 & di klub di bantu oleh gelandang jangkar
macam Zulfiandi & Hargianto terlihat gelagapan dalam membangun serangan
dari sisi dalam. Kreatifitas arek suroboyo tersebut seolah mandek ketika
mendekati sisi lapangan lawan. Buruknya lini tengah indonesia malam itu terlihat
dari banyaknya peluang bebas yg terjadi di depan kotak enam belas Kurnia Meiga,
beruntung beberapa kali kiper Arema Cronus tersebut mampu mematahkannya.
Lini tengah yg dengan mudahnya dibombardir oleh filipina
tidak dilawan dengan rasionalitas dalam bertahan, pemain indonesia terlihat
tidak sadar bahwa pertandingan tersebut adalah level Regional Asean, bukan liga
domestik. Mudah terpancing emosi & sikap cengeng & merengek agar alir
bola dihentikan sejenak pada saat dilanggar atau kawan yg terkapar kepada wasit
& pemain lawan masih saja terjadi, puncak kekonyolan tersebut adalah saat
Evan terkapar akibat salah menendang bola, Zulham Zamrun yg masuk menggantikan
Andik terlihat meminta Suami Muda untuk menghentikan pertandingan sejenak,
namun karna Suami Muda terus men-dribble bola pemain Persib Bandung tersebut
harus melanggar Younghusband tepat hanya beberapa meter di depan kotak 16 kiper
Indonesia & sialnya Yanto Basna, entah apa yg ada dalam pikirannya
menendang bola yg dibawa oleh Younghusband tepat ke kepala pemain yg sempat
belajar di akademi Chelsea tersebut padahal ia sudah terkapar & wasit telah
meniup peluit tanda pelanggaran. Hukuman dari sikap tersebut tadi sudah kita
tahu semua, sebuah gol yg sangat cantik (seperti pacar org, oke... maaf, ini
curcol) yg dilesakkan oleh Sang Suami Muda.
Malam itu, Indonesia beruntung masih bisa meraih 1 poin. 1
poin yg memberikan sedikit napas utk bisa tetap bertahan lebih lama di AFF 2016
jika pada pertandingan terakhir bisa menang dari Singapura & Filipina
paling tidak seri dengan anak asuh Kiatisuk Senamuang.
Dan yg menarik ditunggu pada pertandingan terakhir tersebut
adalah apakah Alfred Riedl masih anti terhadap gelandang bertahan ?. AYO
INDONESIA..... MENANG ATAU PULANG!!!!!!!!







0 komentar:
Posting Komentar