Sabtu, 22 April 2017

Sesak di dada

Posted by Ryan 10.43


Sesak di dada masih kental terasa, malam itu sulit rasanya untuk makanan tersuap. Berkali-kali dicoba tapi masih saja sulit. Padahal kau duduk tepat disampingku, hanya berjarak beberapa jengkal saja, padahal momen tersebut adalah saat yang ditunggu-tunggu dalam rindu beratus-ratus malam lalu. Entah kenapa, malam itu ego begitu kuat bertahan diujung lidah menghalangi semua kata-kata yang seharusnya terucap. 

Sesak di dada masih pekat hingga membuatku tercekat, mengingat kembali kenapa kita bisa berjalan berdampingan menyusuri pematang kehidupan, melewati begitu banyak persimpangan kadang salah satu diantara kita tergelincir karna lupa untuk berpegangan. Namun kita masih mampu untuk terus berjalan karna genggaman yang saling menguatkan.

Sesak di dada masih saja terasa padahal telah ratusan hari kita lewati dengan berjalan sendiri, seharusnya aku telah terbiasa. Namun saat kaki tergelincir tangan ini masih saja spontan mencari pegangan, padahal aku tahu tak ada lagi kamu. 

Kini sesak di dada kembali terasa, tapi kini ia datang dengan senyuman. Dari kejauhan tampak tanganmu kembali berpegangan. Menyusuri jalanmu bersamanya dengan lebih riang, tenang & lapang. 

Selamat menempuh perjalanan barumu, doa terbaik bersamamu selalu....☺



Bekasi,  22 April 2017

0 komentar:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube